Minggu, 10 Januari 2016

Sudut Pandang Pengarang

Pengertian Sudut Pandang dan Contoh Singkat

Pengertian Sudut Pandang – Sudut pandang merupakan salah satu unsur instrinsik dalam sebuah karya sastra, baik itu novel, cerpen, cerbung, biografi, biografi, dan lain – lain. Sehingga sudut pandang dapat diartikan sebagai cara pengarang menempatkan diri dalam suatu karangan. Hal ini juga memengaruhi penempatan tokoh, alur, serta latar dari karangan tersebut.

Macam – Macam Sudut Pandang beserta Contohnya

1. Sudut Pandang Orang Pertama: Sudut pandang orang pertama ialah pengarang seolah – olah menjadi tokoh dan terlibat dalam cerita. Dalam penggunaannya, jenis sudut pandang ini dibedakan menjadi dua yaitu;
a. Sudut Pandang Orang Pertama sebagai Pelaku Utama: Biasanya penggunaan sudut pandang orang pertama ini dicirikan dengan penggunaan kata ‘Aku’ atau ‘Saya’. Penempatan pengarang tentu sebagai tokoh yang memakai subjek ‘Aku’ atau ‘Saya’ tersebut. Contoh:
Setiap hari aku bersepeda ke sekolah. Jarak rumahku dengan sekolah tidak terlalu jauh sekitar 1 km. Ibuku pernah mengatakan, bersepeda juga bisa disebut dengan olahraga. Setelah tahu manfaatnya, aku selalu bersepeda jika berangkat ke sekolah. Sekarang teman – temanku juga ikut bersepeda. Sejak hari itu, aku jadi lebih bersemangat untuk ke sekolah.
b. Sudut Pandang Orang Pertama sebagai Pelaku Sampingan: Biasanya penggunaan sudut pandang orang pertama ini dicirikan dengan penggunaan kata ‘Kami’ atau ‘Kita’. Pengarang menempatkan diri sebagai tokoh ‘Aku’ yang termasuk dalam cerita tersebut, sehingga seolah – olah pengarang adalah bagian dari tokoh yang berada di dalamnya. Contoh:
Di belakang rumahku terdapat tanah kosong berukuran 6 x 6 m. Awalnya di sana akan dibuat kolam ikan gurame. Namun, rencana itu berubah setelah kami sepakat untuk menjadikan tanah kosong tersebut kebun semangka. Satu bulan yang lalu, kami bersama – sama menyiapkan lahan pertanaman. Setelah lahan siap, benih semangka disebar di guludan yang dibuat menjadi 6 baris. Setiap barisan diisi dengan 10 lubang tanam. Kami semua terjun langsung untuk menanam semangka. Saat ini, kami bertugas secara bergantian untuk merawatnya seperti menyiram dan memupuk. Seperti kata pepatah, siapa yang menuai benih maka dialah yang akan memanennya. Aku pun tak sabar untuk memanen semangka di kebun kami.
2. Sudut Pandang Orang Ketiga Serba Tahu
Sudut pandang orang ketiga ialah pengarang menempatkan diri di luar konteks cerita, sehingga seolah – olah pengarang tidak ada di dalam cerita tersebut. Namun, dalam karangan tersebut biasanya pengarang menggunakan kata ‘Dia’ atau ‘Ia’ sebagai penokohan. Hal ini juga ditandai dengan kalimat – kalimat yang menjelaskan karakterisktik tokoh atau pun latar secara detail sehingga sering disebut dengan ‘serba tahu’.
Contoh:
Sudah menjadi rahasia umum jika dia bertingkah seperti itu. Semua tetangganya pun seolah tak peduli lagi dengan kelakuannya. Dia adalah Fardan, anak kepala desa. Sekolahnya saja tak lulus. Semua usaha yang ia lakukan bak api melumat kertas. Habis tak bersisa. Orang tuanya sudah berkali – kali menyokong kehidupannya. Namun dia sama sekali tak tahu balas budi. Sekarang lihat, dia hanya melamun sepanjang hari di kursi malas. Tak patut ditiru oleh generasi muda dimanapun berada.
3. Sudut Pandang Orang Ketiga sebagai Pengamat
Pada sudut pandang ini, pengarang menempatkan diri sama hal dengan sudut pandang orang ketiga serba tahu yaitu tidak masuk ke dalam penokohan. Perbedaannya adalah pengarang hanya bertindak sebagai pengamat, dan tidak tahu latar belakang tokoh dalam cerita. Dalam penggunaan sudut pandang orang ketiga ini menggunakan kata ‘Dia’ atau ‘Ia’.
Contoh:
Sudah sejak satu jam yang lalu aku duduk termangu di sini. Sengaja membunuh rasa sepi dengan menghabiskan waktu di tengah taman kota. Rasa penat dengan segala rutinitas harian sedikit terobati. Tiba – tiba pandanganku terfokus pada satu arah. Kulihat dia juga sendiri, berbaju vintage, rambutnya panjang sebahu. Namun sayang, raut wajahnya terlihat muram. Aku mengira mungkin dia baru saja putus cinta atau hatinya sedang gundah gulana. Beberapa detik yang lalu, pandanganku tak sengaja bertemu dengan tatapan matanya. Bulat, hitam, dan tajam. Segera ku alihkan pandanganku ke segala arah. Namun aku menjadi penasaran, untuk apa dia ke sini seorang diri?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar